TAHU DAN PENGETHUAN


TAHU DAN PENGETHUAN, Oleh Jalius.HR Dosen Universitas Negeri Padang.


Tahu
dan pengetahuan tidak akan berakhir dibicarakan orang, kecuali jika dunia sudah kiamat. Alasanya yang sederhana tapi sangat penting yakni kalau manusia generasinya terus berlanjut. Sudah pasti tidak bisa disangkal, bahwa setiap generasi akan selalu hidup dengan pengetahuan. Berdasarkan hal demikian pulalah penulis ikut serta membicarakan apa itu tahu dan pengetahuan. Sampai  saat ini telah banyak generasi yang telah berlalu, tentu sudah banyak pula ulama (para ilmuan) yang membicarakan seluk-beluk tentang pengatahuan. Analisanya tentu saja ada yang sama dan ada pula yang berbeda.

Setelah berbagai sumber yang penulis dapatkan tentang pengertian tahu dan pengetahuan , baik yang tertulis maupun yang terucap agak sulit untuk dipahami oleh banyak orang, maka penulis mencoba pula mengungkapkan pengertian tahu dan pengetahuan dari perspektif lain, sehingga memudahkan banyak orang untuk memahaminyan. Disamping itu juga terdapat landasan yang kuat untuk membangun kerangka berfikir.

Semua orang tahu, dan mungkin tidak ada yang tidak tahu, yaitu tahu tentang sesuatu. Ada orang  yang banyak pengetahuannya ada pulayang sedikit. Apa saja yang ada dan bila bersentuhan dengan panca indera, maka kita akan ” tahu. Mungkin yang kita ketahui adalah nyaringnya bunyi lonceng, kita tahu tentang panasnya api, kita tahu tentang manisnya madu, dan kita tahu kasarnya permukaan sebuah batu. Dari contoh-contoh yang telah diungkapkan itu maka pengertian tentang tahu adalah gambaran atau kesan yang timbul dalam diri kita tentang sesuatu yang kita inderai. Atau gambaran (kesan) dari penginderaan terhadap sesuatu. Kesan-kesan tersebut diolah dan diterima atau difahami serta disimpan dalam hati (otak ?). Dengan kata lain tahu merupakan hasil penginderaan.

Biasanya apa yang kita amati dengan panca indera gambaran atau kesan yang kita peroleh diberi nama ,misalnya air, pohon, mangga, batu, bunyi, manis dan lain sebagainya. Pemberian  nama ini suatu keharusan, wajib dilakukan.  Semua yang ada diberi nama, supaya sebutan tehadap sesuatu dapat disepakati oleh banyak orang atau masyarakat. Bila dibicarakan atau dikomunikasikan secara opersional mengandung maksud yang sama.

Setiap orang banyak tahu tentang sesuatu   yang ada di alam raya ini. Hal-hal yang berkaitan dengan objek  yang diketahuitersebut dinamakan pengetahuan.Hal-hal yang   berkaitan dengan objek  tersebut antara lain bentuk, ukuran, warna, sifat-sifat dan juga kwalitas. Disamping itu juga erat kaitanya dengan situasi atau kondisi objek yang diketahui, termasuk juga  peran, fungsi-fungsi dan lain-lain. Semuanya itu juga dibedakan dengan pemberian nama.

Selanjutnya, bagaimana kita bisa tahu tentang sesuatu ? Atau, bagaimana kita bisa berpengetahuan? Dalam dunia filsafat, para filusuf sering menggunakan istilah epistemologi dalam membahas bagaimana cara memperolehpengetahuan atau bagaimana kita bisa tahu tentang sesuatu. Agar kita ber-pengetahuan tentu harus ada jalan atau metodologi untuk itu. Sekarang muncul pertanyaan bagaimana caranya seseorang bisa berpengetahuan ?

Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan ayat  Al-quran sebagai berikut;

 إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

( sesungguhnya Allah maha  mengabarkan dengan apa yang telah kamu kerjakan).

Firman Allah sangat jelas dan mudah dipahami. Pengetahuan yang kita peroleh atau tahunya kita tentang sesuatu, adalah merupakan khabar atau berita yang diberikan Allah kepada kita. Allah memberikan berita melalui usaha atau kerja yang  kita lakukan. Kerja yang dimaksud disini, bisa berupa kerja yang sederhana dan dapat juga kerja yang sangat komplek. Untuk memudahkan pemaham terhadap  usaha atau kerja tersebut  tersebut penulis tampilkan contoh-contoh,  di mana  semua kita telah melakukanya.

Satu unit sederhana kerja yang kita lakukan misalnya adalah melihat.Kita pernah melihat sasuatu, misalnya melihat sepotong kayu, setelah melihat potongan kayu tersebut,  barulah kita tahu tentang kayu tersebut. Mungkin yang kita ketahui tentang kayu tersebut adalah bentuknya, warnanya dan posisi letaknya. Kita tidak akan pernah tahu tentang kayu tersebut kalau belum atau tidak pernah melihatnya. Dalam hal ini yang sangat menonjol adalah penggunaan metode membaca dan pengamatan.

Pekerjaan kita yang  sederhana lainya adalah mendengar. Setelah kita mendengarkan seekor induk ayam berkotek saat bertelur, barulah kita tahu bahwa begitulah suara induk ayam. Kita mendengar ayam jago berkokok di waktu subuh. Setelah mendengar  induk ayam bekotek dan ayam jago berkokok, barulah kita tahu begitulah suara ayam. Begitu pula  setelah kita mendengar, kita tahu ada perbedaan antara suara induk ayam dengan  suara ayam jago. Tentu saja kalau belum mendengar, sudah pasti kita tidak tahu suara ayam jago.

Jadi dari dua contoh kerja tersebut, dapat diyakini dan tidak bisa pula dipungkiri, bahwa melalui kerja itulah ( melihat dan mendegar ) Allah memberi tahu.

Sekarang kita lanjutkan analisanya, bentuk kerja yang sederhana lainya adalah mencium, setelah mencium buah  mangga ,barulah kita tahu bahwa buah mangga ada baunya dan begitulah baunya. Contoh kerja atau usaha yang lain berkaitan dengan perabaan dengan  kulit dan mencicipi dengan lidah. Dengan kata lain melakukan kerja atau usaha yang menggunakan panca indera  kita bisa tahu atau memperoleh pengetahuan. Kalau kita belum atau tidak ada  usaha tersebut, sudah pasti kita tidak tahu.dan tidak berpengetahuan.

Para pembaca yang budiman, mungkin tidak ada di antara kita yang tidak tahu dengan asinnya garam, manisnya rasa gula. Kita tahu setelah kita mencicipi atau memakannya. Panasnya api dan dinginnya es, semuanya itu karena kita telah menyentuhnya dengan kulit, tentu kita menjadi tahu. Dalam hal ini ” tahu” mengandung dua unsur pokok, pertama gambaran atau kesan, dan kedua adalah nama dari gambaran tersebut. Misalnya gambaran tentang  ” rasa gula “, biasanya diberi nama ” manis “, gambaran tentang bentuk gula pasir seperti butiran kecil (seperti pasir) dan warna putih.

Banyak lagi cara   atau usaha  membuat kita menjadi tahu kita tentang sesuatu,  dalam kontek yang lebih luas atau lebih komplek  kita mengenal metode belajar, seperti eksperimen atau penelitian. Setelah melalui proses eksperimen kita tahu hukum-hukum  kausalitas. Dengan ekperimen kita akan tahu tentang baik atau buruknya sesuatu bila telah berproses. Kita akan tahu baik atau buruknya sesuatu jika dihubungngkan dengan  kebutuhan. Proses eksperimen adalah kerja yang sudah termasuk kerja yang sifatnya komplek, artinya telah melibatkan banyak indera dan peralatan. Proses itulah yang mendatangkan  gambaran dalam diri kita secara lebih luas.

Adakalanya setelah selesai melaksanakan penelitian, dilakukanpula seminar hasil penelitian tersebut, sehingga memberikan masukan pula untuk melengkapi berita sekaitan dengan objek yang diteliti. Dengan seminar itu kita akan memperoleh gambaran yang lebih luas, kekurangan atau   kelebihan serta permasalahan lain yang terkait dengannya.

Setelah kita mendapatkan bayangan, gambaran atau kesan dari sesuatu, maka sesuatu itu diberi nama atau istilah. Akumulasi dari apa yang kita ketahui itulah yang disebut dengan pengetahuan (  Arab; ilmu). Begitulah Nabi kita Adam as. diberitahu dia tentang   nama-nama semua  apa yang ada dilangit dan di bumi . Itulah  pengetahuanatau ilmu Nabi Adam as. Pada zaman sekarang pengetahuan itu telah diklasifikasi menurut objeknya. Misalnya  pengetahuan  tentang makhluk hidup diberi nama dengan Biologi, pengetahuan tentang tubuh manusia diberi nama Anatomi, pengetahuan tentang gerak , penyebab terjadinya gerak disebut mekanika dan sebagainya.

Demikian untuk sementara waktu, bila diperlukan dapat di sambung lagi, wassalam.

Lubuk Buaya     –      Padang     –     Agus 09

Tentang Jalius. HR
[slideshow id=3386706919809935387&w=160&h=150] Rumahku dan anakku [slideshow id=3098476543665295876&w=400&h=350]

One Response to TAHU DAN PENGETHUAN

Tinggalkan komentar