Pengertian Hakikat


Banyak orang sangat berkepentingan dengan kata yang satu ini. Di Perguruan tinggi hampir semua dosen dan mahasiswa berhadapan dengan istilah hakikat. Namun tidak semua mahasiswa dan dosen memahami  pengertian “hakikat” secara baik. Kata yang satu ini sangat gampang diucapkan dan sangat enak di dengar. Namun penggunaannya sering salah suai, alias tidak cocok pemakaiannya dengan yang seharusnya. Akibatnya makna yang dikandungnya jadi kabur, bahkan masuk kedalam konsep yang yang lain. Tidak jarang kita temukan dalam karya ilmiah atau tidak, pengertian hakikat adalah peran-peran atau fungsi-fungsi yang harus dijalankan oleh manusia. Sebagai contoh di dalam berbagai literatur saya membaca,  kutipan  sebagai berikut;

  ” Secara filosofis hakikat manusia merupakan kesatuan integral dari potensi-potensi esensial yang ada pada diri manusia, yakni: 1. Manusia sebagai makhluk pribadi. 2. Manusia sebagai makhluk sosial. 3. Manusia sebagai makhlik susila. 4. Manusia sebagai makhlik religius “.

Salah satu kekeliruan yang ada pada kutipan tersebut adalah apa yang dinyatakan sebagai ” potensi-potensi esensial ” yang ada pada diri manusia tersebut tidak cocok, karena 1 – 4 tersebut bukan potensi manusia.

Kita harus jujur, bukankah kata-kata ” manusia sebagai  ”  menujukan  peran atau kedudukan. Pada peran terkandung berbagai fungsi atau kewajiban yang harus dijalankan oleh  manusia  di dalam kehidupan keseharian ?  Padahal “fungsi” itu terletak ( keberadaannya) pada peran  dari manusia atau sesorang di dalam kehidupannya. Dengan kata lain yang mudah dipahami, bahwa ” manusia sebagai makhluk  pribadi, manusia sebagai makhluk sosial,  manusia sebagai makhluk susila, manusia sebagai makhluk religius ” adalah  status  atau peran  yang  ditempatinya, pada hal yang seperti demikian dituntut ada  fungsi atau tugas yang dijalankannya di dalam kehidupan sehari-hari. Sesungguhnya juga itu adalah tanggung jawab yang harus diembanya.

Jika kita mengatakan hakikat  manusia sebagai makhluk sosial misalnya, maka hakikat-nya akan  hilang jika ia berada di suatu  tempat pertapaan (dalam keadaan sendirian). Demikian pula halnya jika seorang laki-laki berzina dengan seorang perempuan, pada saat itu juga hilanglah hakikat-susilanya. Sejatinya hakikat manusia tidak demikian. Hakikat manusia akan dapat hilang hanya jika ia sudah mati. Hakikat itu tidak tidak terikat dengan peran atau fungsi. Hakikat sesuatu yang ada dan wajib ada.

Berikut Jalius menjelaskan pengertian tentang hakikat ini. Hakikat  adalah berupa apa yang membuat sesuatu terwujud. Dengankata lain dapat dirumuskan, hakikat adalah unsur utama yang mengujudkan sesuatu. Hakikat mengacu kepada  faktor utama yang lebih fundamental. Faktor utama tersebut wajib ada dan merupakan suatu kemestian. Hakekat selalu ada dalam keadaan sifatnya tidak berubah-rubah. Tanpa faktor utama tersebut sesuatu tidak akan bermakna sebagai wujud yang kita maksudkan. Karena hakekat merupakan faktor utama yang wajib ada, maka esensi-nya itu tidak dapat dipungkiri atau dinafikan.   Keberadaannya (eksistensi-nya) itu di setiap tempat dan waktu tidak berubah. Dengan kata lain hakikat itu adalah pokok atau inti dari yang ada. Tidak akan pernah ada sebuah atribut jika tidak ada hakikat.

Untuk  lebih  memudahkan  pemahaman  kita   selanjutnya ,  ada baiknya mari kita mengenal hakikat manusia sebagai contoh. Hakikat merupakan inti pokok dari sesuatu, dengan hakikat itulah sesuatu bereksistensi. Maka pada manusia   yang merupakan  makhluk (ciptaan) Tuhan  terbentuk atau terujud  oleh dua faktor utama yakni jasad dan roh. Jadi hakikatnya itu juga  sebagai  esensi  dari manusia  yakni   ikatan atau perpaduan ” jasad dan roh “. Dalam hal ini perlu diingat adalah setelah roh ditiupkan atau dimasukkan kedalam jasad oleh sang Maha Pencipta, maka roh tersebut berubah namanya menjadi nafs  ( arab)  atau  jiwa ( Indonesia ).

Suatu  hakikat adalah satu kesatuan yang tidak dapat dibagi dalam bereksistensi. Semua faktor utama hakikat itu terintegrasi atau menyatu dalam satu sistem. Dengan kata lain hakekat mengacu kepada hal-hal yang lebih permanen yang tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Juga tidak terpengaruh oleh ruang dan waktu. Suatu hakikat lebih mantap dan stabil serta tidak mendatangkan sifat yang berubah-rubah, tidak parsial ataupun yang bersifat fenomenal. Maka yang namanya manusia (annas) adalah makhluk Tuhan yang memiliki “jiwa dan raga”. Keharmonisan ikatan (integritas) jiwa dan raga tersebut menjadikan manusia dapat bereksistensi (ber-ada). Hakikat dapat menjalankan fungsi-fungsi kemanusiaan dalam berbagai bentuk kegiatan. Pada  ” hakekat ”  itu  terletak (terdapat) hal-hal lain yang menjadi atribut manusia. Seperti kutipan sebelum ini “manusia sebagai makhluk  pribadi, manusia sebagai makhluk sosial,  manusia sebagai makhluk susila, manusia sebagai makhluk religius” ditetapkan sebagai apa yang harus dikerjakan di dalam keseharian hidupnya. Bukan pekerjaannya sebagai hakikat akan tetapi adalah “apa yang ada” pada diri manusia itu.

Jika  jiwa berpisah dengan raga maka hilanglah sebutan manusia. Kalau jasad saja  namanya mayat dan jiwanya berubah namanya kembali sebagai roh. Dengan demikian kalau satu saja di antara faktor utama itu  yang ada maka manusia tidak bisa bereksistensi, apa yang disebut sebagai manusia tidak ada, dan fungsi-fungsi dari  manusia itu tidak dapat dijalankan. Itulah yang disebut dengan manusia telah mati. Ketentuan itu berlaku dimana saja dan kapan saja.

Sekian semoga bermanfaat.

Padang  –   Indonesia.

Tentang Jalius. HR
[slideshow id=3386706919809935387&w=160&h=150] Rumahku dan anakku [slideshow id=3098476543665295876&w=400&h=350]

74 Responses to Pengertian Hakikat

  1. chandra says:

    Blog Ini sangat Bermanfaat … Sangat Mudah untuk di pahami dan Jelas pengertian nya.

  2. Marita says:

    Maaf pak sblum ya yg bpk jelskan td itu pengertian ttg hakekat, bagaimana jika pengertian hakikat dalam belajar dan pembelajaran apakah tanggapan ya sama.? tolong di jelaskan kembli pak, soalya saya kurang paham, terima kasih..

    • Jalius HR says:

      OK, Terima kasih Marita, semoga apa yang dibaca ada manfaatnya.
      Pada “belajar dan pembelajaran” hakekatnya adalah proses interaksi antara anak dengan guru. Anak artinya siapa saja yang belajar. Guru adalah ” sumber belajar” yakni apa saja yang dapat dijadikan bahan belajar atau dipelajari, bisa berupa manusia (guru) dapat juga bukan manusia. Jadi tiga komponen utamanya adalah anak, interaksi dan sumber belajar. Tiada salah satunya proses belajar dan pembelajaran tidak jalan (belum ada). Kalau hakekat belajar adalah berinteraksi dengan sumber belajar (alam takambang jadi guru).

      Wassalam. Jalius.

  3. pa berarti klo hakekat pendidikan itu menurut bpk apa yaa pa??
    emang bnyak yg salah paham ttg pgertian hakekat itu sndiri,,, klo dlm pendidikan, hakekat itu berupa unsur2’y atw apa yaa pa,,, mohon balasan’y,,, trimakasih

    • Jalius HR says:

      Terima kasih Az Zahra, atas kunjungan dan pertanyaannya.
      Pendidikan itu adalah proses menumbuhkan kesadaran pada diri anak untuk selalu mau berperilaku sesuai dengan ketentuan (nilai dan norma ) yang ada di lingkungannya. Maka pendidikan itu berupa ” interaksi guru (pendidik) dengan anak (murid). dengan demikian hakekat pendidkan adalah berupa guru (orang yang telah dewasa) yang ber- interaksi (hubungan timbal balik ) dengan anak (orang yang belum dewasa).
      Dalam hal ini kita harus membedakan pendidikan dengan pengajaran. Sebaiknya Az Zahra membaca juga tulisan Bapak yang lain yang tentang mendidik dan mengajar.

      • Muhammad says:

        Pak saya mau nanya !
        kalo Hakekat menurut kewirausahaan di dalam sikap pantang menyerah apa ya pak ?
        Terima kasihh !

  4. Maudiny says:

    Assalamualaikum . . .
    maaf pak saya ingin tanya, jadi kalau hakekat Kemerdekaan mengeluarkan pendapat itu apa ? mohon di jawab. terimakasih
    Assalamualaikum wr.wb

    • La Galugu says:

      Hakekat kemerdekaan mengeluarkan pendapat itu adalah Hak Azazi Manusia.

      • Jalius HR says:

        Hakikat ” kemerdekaan mengeluarkan pendapat ” adalah pertama toleransi publik (masyarakat) dan kedua batas kewajaran (koridor) dan ketiga sangsi. Yang terakhir ini penting karena tidak ada kemerdekaan (kebebasan) mengeluarkan pendapat sampai 100 %.

  5. pak, saya ingin bertanya. dalam anatomi sebuah buku juga memiliki hakikat. menurut bapak hakikat anatomi buku itu yang seperti apa ya?mohon dijelaskan..

  6. kusmanto says:

    bagus sekali penjelasan tentang hakekat dari pak Jalius – gampang dan lugas, pemahaman ini kadang saya sampaikan pada saat saya mengajar disertai dengan contoh-contoh sehingga menjadi lebih jelas lagi. tx

  7. uki says:

    kalau perbedaan antara hakekat dengan esensi itu apa pak?

    • Jalius HR says:

      Wooowww,…. Terima kasih Uki…..pertanyaannya simple tapi sangat penting.
      esensi dan hakikat maknanya sama. sama merupakan hal yang paling pokok atau inti dari sesuatu……
      Demikian semoga kita selelu diberi hidayah oleh Allah swt.

  8. Cah Angon says:

    diatas di tulis bahwa setelah roh ditiupkan dan masuk ke jasad maka roh tersebut berubah namanya menjadi nafs ( jiwa). yang menjadi pertanyaan saya apakah roh dan jiwa adalah satu, sedangkan setelah jiwa dicabut akan kembali menjadi roh soalnya sudah berpisah dg jasad, sementara didalam Al Qur’an disebutkan bahwa yang dimintai pertanggung jawaban kelak itu jiwa bukan roh sebelumnya minta maaf mohon penjelasan, terimakasih

  9. trianaimut15 says:

    pak kalau hakikat hukum apa ya?

  10. Jalius HR says:

    Terima kasih Triana Imut…..Sdri sudah berkenan berkunjung dan membaca Blog Exlplaining ini.
    Hakikat hukum adalah “aturan”….

    • X angGa Ktmc Clalueclas says:

      kalau hakekat manusia menurut pandangan ilmu pengetahuan itu bagai mana menurut bapak?

      • Jalius HR says:

        Terlebih dahulu saya jelaskan, bahwa yang memberi pengertian itu adalah orang (person). Pengertian itu tentu harus menurut pengetahuan yang ada pada dia (orang bersangkutan). Bukan ilmu yang memberi pengertian. bukan aliran yang memberi pengertian dst. Akan tetapi orang (ahli) memberikan pengertian tentu berdasarkan ilmu yang ada pada dia. Jadi pertanyaan yang sdr. ajukan di atas pada dasarnya bagi saya sulit untuk dijawab, karena tidak jelas alamatnya. Sebaiknya langsung saja Sdr. tanya sama ” ilmu pengetahuan” itu. Sdr boleh memilih kepada “ilmu pengetahuan” yang mana Sdr. mau bertanya.
        Sdr. tidak salah… yang salah adalah buku sumber yang Sdr, baca yang salah. Misalnya lagi, ada tertulis didalam berbagai literatur, “Hakikat manusia menurut pandangan Islam “. Sudah jelas tidak tidak cocok dengan kontek logika. Biasanya ada orang yang memberikan pengertian tentang hakikat manusia, dia mengabil Al Quran atau hadist Rasulullah sebagai referensinya. itu dibilang sebagai pandangan Islam —> itulah yang keliru. sebab jika ada sepuluh orang yang memberikan pengertian, ksepuluhnya berbeda…. alangkah lucunya Islam itu. Bukan sekedar lucu akan tetapi lebih dari itu yakni ” Islam itu jadi Rancu “.
        ________________________________

  11. X buyew masker says:

    assalamu’alaikum pak!
    di sini saya cuma ingin menanyakan,
    apa hakekat manusia menurut pandangan ilmu pengetahuan?
    mohon di jelaskan pak!

    • Jalius HR says:

      Terlebih dahulu saya jelaskan, bahwa yang memberi pengertian itu adalah orang (person).
      Pengertian itu tentu harus menurut pengetahuan yang ada pada dia. Bukan ilmu yang memberi pengertian. bukan aliran yang memberi pengertian dst.
      Jadi pertanyaannya yang sdr. ajukan itu pada dasarnya bagi saya sulit untuk dijawab, atau langsung saja tanya sama ” ilmu pengetahuan” itu. Sdr boleh memilih kepada “ilmu pengetahuan” yang mana mau di tanyakan.

      Terima kasih, selamat bernalar.

  12. Hilmy says:

    maaf pak, saya tertarik dg diskusinya…
    saya mau tanya nih,
    kalo pengertiannya orang hakekat bila di terapkan dalam pola khidupan i2 giman pak…???

    • Jalius HR says:

      Tolong perjelas lagi pertanyaannya agar dapat dipahami dengan baik.
      Sebatas yang dapat Bpk. dijelaskan disini adalah: “apa yang dapat di terapkan” itu sebagai prinsip dari “sistem kerja” bukan hakikat dari sesuatu yang berupa benda.
      Wasalam Jalius.

      ________________________________

  13. Marchamah nur handayani says:

    .. Maaf pak saya mau tanya, kalau menurut anda hakikat sistem iu seperti apa?
    Terimakasih sebelumnya.

    • Jalius HR says:

      Kita tidak dapat menjelaskan hakikat sistem itu ” seperti apa “, sebab sistem itu tergantung kepada ” apa bendanya “. misalnya bentuk sistem sebuah mobil tidak sama dengan bentuk sitem administrasi. dll. Makanya harus di fokuskan kepada suatu benda atau objek. sehingga dapat memudahkan kita menjelaskannya.

  14. sangat menarik untuk di diskusikan, mf pak, saya orang yang juga tertarik mengenai ilmu semacam ini, namun terkadang saya merasakan ada yang kurang dalam diri saya.

    yang pertama saya merasa bingung, jika hakekat sama dengan esensi lantas apa subtansi manusia, padahal bapak tadi menjelaskan kalau hakekat manusia itu adalah jiwa dan raga, hilang salah satu komponen itu mka ia bukan manusia lagi, bisa roh ataupun jasad,
    sedangkan yang saya pahami subtansi itu sendiri adlah ciri kas yang mengakibatkan hal itu ada, jika yang subtansi hilang maka hal itu akan hilang eksistensinya.
    sedangkan esensi adlah isi dari subtansi, hilngnya salah satu esensi bukan berarti hilangnya subtansi
    misal menurut saya subtansi manusia itu adlah jiwa dan raga,
    esensinya jiwa terdiri dari berfikir, merasakan, dll. sedangkan raga terdiri dari tangan, kaki, jari dll. hilang salah satu esensi bukan berarti hilang hakikat, misal orang yang kehilangan esensi raganya ( tangan ) maka apakah lantas dia tidak disebut manusia? atau ketika orang kehilagan esensi jiwanya (berfikir / biasa disebut dengan orang gila ) maka apakah lantas dia tidak disebut sebagai manusia ?

    yang kedua, beda antara hakekat dan filsafat itu apa pak ?
    tolong penjelasanya pak…

    “bangsa tidak akan berubah, sebelum ada seorang guru yang mengorbankan tenaga, pikiran, waktunya untuk mencerdaskan generasi mudanya”

  15. Jalius HR says:

    Terima kasih Hastala, anda telah berkunjung ke Blog Explaining ini. semoga bermanfaat.
    Pertanyan anda dapat dijawab sebagai berikut;

    Pertama,

    Esensi merupakan kendaraan untuk sebuah pernyataan, artinya sesuatu “ada “ untuk dinyatakan dan dijelaskan atau dikomunikasikan. Sesuatu yang dapat dikomunikasikan karena ada factor pendukungnya. Dengan kata lain lagi adalah identitas sesuatu untuk berbeda dengan yang lainnya. Ingat, ini hanya berlaku sebatas bagian terpenting yang dapat ditangkap pancaindera dan dapat diterima oleh pemikiran. Hal ini jelas sangat berbeda dengan apa yang kita maksudkan dengan hakikat.

    “Esensi,” dalam metafisika, sering identik dengan jiwa , dan beberapa eksistensialis berpendapat bahwa individu memperoleh jiwa dan roh setelah mereka ada, yang mereka kembangkan jiwa dan roh selama hidup mereka. Bagi Kierkegaard, namun penekanannya adalah pada sifat utama sebagai “alam.” Baginya, tidak ada hal seperti “sifat manusia” yang menentukan bagaimana manusia berperilaku atau manusia akan berperilaku untuk apa. Pertama, ia ada, dan kemudian datang atribut.

    Sementara apa yang dikatakan substansi adalah atribut utama yang melekat pada sesuatu yang ada. Misalnya sebuah balok…. Sebagai substansinya adalah panjang-lebar-tinggi. Contoh bentuk umum diberikan oleh Plato adalah ukuran besar, kecilnya, kesetaraan, kesatuan, kebaikan, keindahan dan keadilan.

    Kedua, beda hakikat dengan filsafat,
    Hakikat menunjukan kepada unsur utama (pokok) yang mengwujudkan sesuatu,
    Sedangkan filsafat merupakan metodologi atau sistem berfikir dalam memahami segala sesuatu yang ada. atau jalan-jalan pemikiran dalam memahami untuk mengerti tentang sesuatu realitas. Tidak jarang orang mengatakan filsafat juga berkenaan dengan hasil pemikiran seseorang tentang realitas. (tentu saja sistem berfikirnya yang lebih mendalam dan radikal).

    “Bangsa tidak akan berubah, sebelum ada seorang guru yang mengorbankan tenaga, pikiran, waktunya untuk mencerdaskan generasi mudanya”……… Betul sekali…. Terima kasih atas ungkapannya.

    • bisa diberikan contohnya pak, buat keterhubungan esensi dan subtansi atau bahkan hakekat, esensi maupun subtansi.

      saya masih belum bisa memahami apa bedanya subtansi dengan hakekat.?.

      kalau yang kedua saya menangkap paham bahwa filsafat itu adalah suatu jalan berfikir untuk memahami suatu realitas, lantas apakah benar jika kita ingin mengetahui hakekat dari suatu realitas bisa dicari menggunakan berfikir filsafat ?

      jika benar, maka bagaimanakah metodologis berfikir filsafat itu ?
      dan apakah benar berfikir filsafat = berfikir ilmiah ?

  16. ryan says:

    ass,,numpang tanya,,kalau hakikat makna nilai dlm arti yg sesungguhnya apa y pak???trima kasih

    • Jalius HR says:

      Terima kasih, atas kunjungan Sdr. ke Blog Explaining ini.| Adal suatu hal yang perlu sdr. pahami…yakni penggunaan kata ” hakikat” tersebut. Jangan asal ditempelkan saja pada/dengan kalimat-kalimat lain. Akibatnya tidak pas apa yang sesungguhnya yang harus ditanyakan. Kemudian sekaitan dengan nilai yang Sdr.tanyakan lihat saja tulisan Bapak yang berjudul ” Kebenaran dan Nilai ” (https://jalius12.wordpress.com/2012/09/29/kebenaran-dan-nilai/). Selamat membaca semoga Allah memberikan hidyahNya. Wassalam Jalius.

      ________________________________

  17. cahya says:

    pak mau tanya kalo hakikat teknologi, hakikat informasi, dan hakikat komunikasi itu apa?
    terima kasih sebelumnya. 🙂

    • Jalius HR says:

      Hakikat dari teknologi adalah, pertama peralatan (yang dapat digunakan untuk mengerjakan sesuatu) dan kedua petunjuk / aturan penggunaan alat tersebut.
      Hakikat informasi adalah pertama adalah simbol dan kedua berita atau pesan.
      Hakikat dari komunikasi adalah pertama orang ( dua atau lebih) dan kedua pesan atau berita.

      Tanpa komponen utama tersebut tidak akan terwujud sesutunya itu.
      Semoga bermanfaat.

  18. letty says:

    pa saya mau nanya…kalau hakikat inovasi itu apa pa?tolong jelaskan pa…

  19. assalamualaikum,,,saya mau tanya pak,trus apa yg d maksud syareat menuju hakikat,tolong d jelaskan.

  20. Ping-balik: Tugas 1 Ilmu Budaya Dasar (IBD) | Tugas-tugas aja

  21. zhixoabls says:

    ass. Mf pak saya mau brtanya . Klo hakikat politik .apa yah pak. ?. .mho pnjelasanya pak

  22. rdho says:

    pak.. apakah hakikat manusia berhubugan dengan kisah nabi Ibrahim AS??? nabi Ibrahim AS.. di perintahkan oleh ALLAH S.W.T. untuk menyembelih anknya… dan Ia disuruh karena ALLAH S.W.T ingin mengetahui sejauh manakah keimanan nabi IBRAHIM AS kepada-Nya… tapi kan… yang kita dengar dan kita tau,… ALLAH S.W.T MAHA TAHU ….jadi mengapa ALLAH S.W.T memerintahkan nabi IBRAHIM AS untuk menyembelih ankanya???? hehehhehehehehe… penasaran

  23. Panca says:

    Nice artikel,

    Bicara hakikat, Bila Uda berkenan saya ingin tukar fikiran.
    Menurut Pemikiran Uda apakah bersedia menjelaskan Hakikat Pengabdian Kepada Tuhan Yang Maha Esa?

    Salam

    • Jalius HR says:

      Terima kasih atas kunjungan dan pertanyaan yang di ajukan.| Pertanyaan bagus sekali….. Yang penting sekali dipahami adalah pertanyaannya terbalik.| Sesungguhnya “pengabdian” atau mengabdi itulah sebagai hakikat, yakni hakikat dari kehidupan. Wassalam Jalius.

      ________________________________

  24. xatal says:

    Pak guru yg kami senantiasa mulyakan. Perlu sekali dikaji ulang tentang peranan roh (baca ruh).Sebab masih banyak sekali orang yang belum mengerti persoalan ini.

    salam..!

  25. asima feronika says:

    pak, hakikat pembelajaran bahasa itu apa yahh??

    • Jalius HR says:

      OK, Terima kasih Asima, semoga apa yang dibaca ada manfaatnya.

      Pada “ pembelajaran” adalah upaya menciptakan terjadinya proses interaksi antara anak dengan bahan belajar (sumber belajar). Komponen utamanya adalah anak, interaksi dan sumber belajar.

      Tidak ada salah satu di antara komponen utama, proses belajar atau pembelajaran tidak jalan (belum ada). Kalau belajar adalah berinteraksi dengan sumber belajar berarti juga menjadikan alam takambang jadi guru. Apakah anak belajar dengan guru (manusia) atau bukan manusia, yang pasti adalah adanya interaksi dengan bahan pelajaran.

      Jika dalam pembelajaran bahasa, berarti sember pelajarannya adalah guru atau bahan yang mengandung materi pelajaran bahasa.

      Wassalam. Jalius.

  26. Rere Uchiha says:

    kalo hakikat angkatan bagaimana ya pak?
    trims sblumnya

  27. az zahra says:

    pak klo hakikat manusia sebagai makhluk sosial apa pak???

    • Jalius. HR says:

      Jika Zahra menanyakan soal “manusia sebagai makhluk sosial” berarti pertanyaannya menyangkut soal atribut manusia.
      Sebagai apapun manusia hakikatnya tidak berubah.

  28. Jalius. HR says:

    Ingat hakikat itu tidak berubah karena waktu, ruang, atribut dan faktor fenomenal.

    • jomblo2010 says:

      Asslm. Diskusinya menarik untuk di simak, kalau tidak keberatan saya mau tanya sedikit pak, kalau hakekatnya Allah itu apa ya pak?

      • Jalius. HR says:

        Sdr. Jomlo 2010….Wa’laikum salam ww.
        Terima kasih atau kunjungannya ke Explaining Blog ini. Semoga ada manfaatnya.
        Pertanyaan Jomlo sangat krusial. Pertanyaannya sangat peting oleh orang yang menapaki jalan ma’rifat.
        Saya minta maaf, perkara yang satu ini tidak dapat dijawab di media ini. Untuk menjelaskannya hanya bisa jika kita berada pada sebuah ruang hanya empat mata.
        Tambahan lagi penjelasannya tidak cukup menggunakan aksara dan angka saja. Karena memang semua angka dan semua aksara yang ada belum akan memadai jika kita gunakan untuk mengunkapkannya.
        Sekali lagi mohon maaf,
        Wassalam Jalius.

      • jomblo2010 says:

        Sebenarnya saya ingin ketemu berbicara 4 mata untuk membahas dan mendapatkan jawaban tentang hal ini, karena pertanyaan ini sudah terlintas di pikiran saya sejak saya duduk di bangku sekolah dasar dan sampai saat ini belum ada yang bisa mengulaskan dan memberi jawaban secara valid dan ilmiah.tapi yang jadi masalah sekarang sekarang saya domisili di Jayapura -Papua, maka dari itu saya mencoba utk bertanya lewat coment ini berharap ada solusi. Terimakasih
        Wassalam.

  29. nandar says:

    pak saya mai nanya hakekat komunikasi pendidikan apa???

    • Jalius. HR says:

      Pertanyaan Nandar bagus juga…. apa yang kurang jelas memang harus bertanya. Berpikir dan bertanya merupakan pelita hati.

      Hakikat dari komunikasi dan hakikat pendidikan sama saja, karena komponen utamanya adalah ada dua orang atau lebih melakukan interaksi. Didalam pendidikan interkasi ntara murid (anak) dengan guru (orang dewasa). Interaksi guru dan murid itu merupakan komunikasi. Interaksi guru dan murid merupakan proses penyampaian pesan. Boleh jadi guru menyampaikan pesan dan murid menjadi penerima. atau sebaliknya. Boleh juga prosesnya dua arah atau arah…..tujuannya tetap sama yakni pesan dapat diterima dengan efisien dan efektif.

      Demikian untuk sementara, semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua.

      Wassalam Jalius. HR

      ________________________________

  30. Mohd Fuad says:

    HAKIKAT MANUSIA TIADA, YANG ADA HANYA DIA!

    CUBA SELAMI PENGERTIAN INI:

    SERAT AKU TIDAK ADA

    AKU TIDAK ADA YANG ADA HANYA DIA
    TIDAK BERBENTUK MENGAMBIL BENTUK
    BENTUK YANG PERTAMA AKU SEBAGAI ENGKAU

    AKU KUASA SAKTI SEKELIAN ALAM
    YANG MENCIPTA, MEMELIHARA DAN YANG MENGHANCURKAN
    SEKELIAN YANG ADA

    AKU TIDAK ADA
    AKU BERSELINDUNG DISEBALIK SIFATKU
    DIMANA SIFATKU DISITULAH AKU
    SIFATKU PATIKU PATIKU SIFATKU
    ITULAH WUJUDKU NYATA SIFATKU
    DIMANA AKU DISITULAH SIFATKU
    SIFATKU ITULAH NAMAKU GANTI DIRIKU

    KAU SERU NAMAKU KAU TAHU SIFATKU
    KAU KENAL DIRIKU NAMAKU ITULAH SIFATKU
    SIFATKU NAMAKU NAMAKU SIFATKU
    GANTI DIRIKU

    KENAL AKU TANPA SIFATKU
    TIADA KENAL AKAN NAMAKU

    TIADA KENAL AKAN NAMAKU
    TIADA KENAL AKAN DIRIKU

    TAPI AKU TIADA BERNAMA NAMA ITULAH SIFATKU
    APA JUA NAMAKU ITULAH TUBUHKU
    BERSIFATKAN DIRIKU

    MENGENAL TUBUHKU TANPA KENAL SIFATKU
    SESEKALI TIADA AKAN MENEMUI AKU

    TUBUHKU TIDAK BERBENTUK
    BERBENTUK IA DENGAN SIFATKU
    SIFATKU JUALAH MELENGKAPKAN
    SEKELIAN TUBUHKU

    DISITULAH AKU BERDIRI TEGUH
    BERSELINDUNG DISEBALIK SEKELIAN BENTUK
    SEKELIAN NAMA SEKELIAN SIFAT
    ITULAH TANDA KEBESARANKU KEKUASAANKU
    DIATAS KARYA CIPTAANKU

    CARILAH AKU DIDALAM DIRIMU
    TEMUILAH AKU SEBAGAI DIRIMU
    RASAILAH AKU DIDALAM JIWAMU
    HAPUSKAN DIRIMU DIDALAM DIRIKU
    BARU KAU TAHU SIAPA AKU
    BINASALAH KAU SELAMA-SELAMANYA
    TIADALAH DIRIMU
    HANYALAH AKU

    by
    (Raden Mas Prabhu Gusti Agung Ki Asmoro Widjoyo)

    http://hatisatu.blogspot.com/2013/10/serat-aku-tidak-ada.html

  31. Janiez says:

    Assalammu’alaikum Pak terima kasih atas penjelasannya tentang apa itu hakikat. Saya ingin brtanya, kalau hakikat dakwah itu apa yh pak? Trimakasih atas perhatiannya. Wassalam.

  32. Janiez says:

    Pak saya mau tanya, kalau hakikat dakwah menurut bapak itu apa?

    • Jalius. HR says:

      Salam kenal Janiez semoga ilmu ini bermanfaat bagi kita semua.
      Hakikat dakwah adalah pesan(pengetahuan agama), Interaksi orang yang pendakwah dengan orang atau sekelompok orang yang menerima dakwah (pesan agama).

  33. desi says:

    assalamualaikum pak jalius ,,salam kenal smg qt sll dlam lindungan Allah swt. amin ..
    sya mau brtanya pak,,apa arti dri hakikat bangsa dan negara?? mhon pnjlsanxa.
    trima ksih

  34. Ahmad Sopyan says:

    Informasinya sangat menarik pak. Pak ciri-ciri hakikat itu apa? Lalu apa perbedaan hakikat sama defenisi? Mksih pak

    • Jalius. HR says:

      Silahkan baca selanjutnya topik ” Pengertian Defenisi ” sehingga akan mudah memahaminya.

      Semoga bermanfaat.

  35. rebecca says:

    Maaf pak kalau say a boleh Tanya, kalau menurut bapak bagaimana jika pengertian tentang hakekat prinsip kehati-hatian bank dalam pemberian kredit ? Terima kasih banyak pak.

    • Jalius. HR says:

      rebbeka….tidak semua pernyataan yang harus diawalai dengan kata “hakikat”….tolong dipahami lagi.
      Mungkinakan jauh lebih baik dan jelas jika kita mengajukan pertanyaan tersebut dengan memakai kata “maksud ” >> Apa maksud prinsip kehati-hatian bank….

      • beccalime17 says:

        Apakah kata maksud itu sama artinya dengan tujuan pak ? Terima kasih pak

      • Jalius. HR says:

        Beccaline17 Pertanyaannya bagus sekali,…Sederhana tapi penting.
        Kata “Tujuan” kita gunakan untuk menjuntukan hasil yang akan dicapai dari kegiatan yang dilakukan. Misalnya kita mengikuti kegiatan pelatihan komputer. Tujuan atau hasil yang akan dicapai adalah keterampilan mahir menggunakan Microsoft ofice, terampil membuat Power point.
        Sedangkan kata “maksud” kita gunakan untuk menjelaskan kegunaan dari hasil yang telah dicapai…misalnya agar kita bisa mengajar menggunakan media Ppt. sehingga proses belajar mengajat berjalan secara baik dan menyenangkan.
        Contoh lain:
        Seorang petani menggarap sawah untuk ditanam cabe. Tujuannya ingin mendapatkan (cabe dalam jumlah relatif banyak). Jika dijual bisa mendapatkan uang Rp 15.000.000,-
        Maksud petani tersebut adalah adalah akan membeli sebuah sepeda motor untuk anaknya.

  36. sepri says:

    shalom selamt pgi pak.. sy mau tanya ni bagaimana pelaksanaan pak d lingkungan sekolah misalnya di tk usia 5 tahun..

  37. Ping-balik: PSIKOLOGI BELAJAR | Neli Indah Wahyuni

  38. Zulhandra says:

    kalo ini jadinya gimana pak? konsep dan hakikat informasi, data, dan, dokumen

  39. Anna Wijayanti says:

    maaf mau bertanya apa yang dimaksud dengan hakikat realitas (benda) terimakasih

    • Jalius. HR says:

      Hakikat realitas atau benda adlah bentuk, zat dan sifat.
      Setiap benda selalu ada bentuknya. ada sifat dan ada zatnya.

  40. Pembelajaran Bahasa Indonesia says:

    Maaf, mohon penjelasan perbedaan dan hubungan antara hakikat dan pengertian suatu hal Terimakasih.

Tinggalkan Balasan ke kusmanto Batalkan balasan